Halaman

Senin, 03 Desember 2012

Kedelai Sumatera Utara

Produksi kedelai asal Sumatera Utara tahun ini diperkirakan semakin turun jauh di bawah angka 2011 atau hanya 5.923 ton.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno, di Medan, Sabtu mengatakan, pada angka ramalan (aram) II 2012, produksi kedelai Sumut masih 5.923 ton dari angka tetap (atap) 2011 yang sudah 11.426 ton.

"Jumlah produksi kedelai di aram II 2012 yang sebesar 5.923 ton itu juga jauh di bawah realisasi atau atap 2010 yang sudah 9,.439 ton,"katanya.

Berdasarkan data, kata dia, produksi kedelai yang turun di aram II 2012 itu akibat luas areal yang juga jauh di bawah atap 2011.

Luas areal panen kedelai Sumut di aram II hanya 5.814 hektare dari atap 2011 yang sudah seluas 11.413 hektare.

Kepala Sub Dinas Bina Program Dinas Pertanian Sumut, Lusyantini, mengakui, produksi kedelai di daerah itu masih rendah. Hingga September produksi masih 9.736 ton.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan areal dan produktivitas kedelai agar produksi kedelai itu terus naik.

"Tujuannnya agar ketergantungan impor bisa ditekan dan petani mendapat pendapatan lain," katanya.

Menurut dia, penurunan luas panen, membuat produksi anjlok, walau-pun secara produktivitas, tanaman kedelai petani tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun lalu.

Produktivitas kedelai petani Sumut tahun ini sebesar 10,36 kuintal per hektare dari 2011 yang sebesar 10,01 kuintal per hektare.

Dengan penurunan produksi, kata dia, tidak heran kalau volume impor kedelai Sumut naik terus.

Perajin tempe, Budisudarno menyebutkan, memang sangat tergantung pada kedelai impor.

"Bukan karena produksi lokal tidak mencukupi tetapi karena kualitasnya juga lebih baik," katanya.

Dia menyebutkan, harga kacang kedelai impor itu sendiri masih bertahan tinggi atau masih Rp7.200 per kg.

"Harga kedelai memang sudah turun dari harga sebelumnya bertahan Rp7.400-Rp7.500 per kg, tetapi tetap saja belum kembali normal sekitar Rp5.500 -Rp6.000 per kg," katanya.

Karena belum kembali normal dan masih berflluktuasi, pedagang tempe juga masih tetap melakukan kebijakan pengurangan pembelian kedelai yakni hanya untuk stok 3-4 hari dari sebelumnya yang rata-rata untuk 10 hari.

Pedagang juga masih mempertahankan ukuran tempe yang dibuat dan diperdagangkan dengan lebih kecil mengingat harga jual tidak bisa dinaikkan dari harga yang sekitar Rp1.600-Rp1.800 per potong.
sumber : Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar